Visitors

Senin, 29 Januari 2018

Senja yang Dipilih Bintang

Bintang, kuakui senja yang kini kau pilih begitu indah.
Senja itu mampu mewarnai sore sepimu setiap saat, mampu menghiasi temaramnya harimu dengan siluet yang berbaur menjadi satu irama.
Bintang, dia kah senjamu?
Begitu indah dibandingkan aku.
Kini langkah kakimu beralun seirama dengan senja, jemarimu beradu berikatan dengan sore remangnya. Kau bahagia Bintang?
Apalah aku, bukan siapa bahkan apa.
Bintang, senjamu yang kau pilih begitu hebat mampu mewarnai hari-harimu kini, bisa dengan mudahnya duduk dihadapanmu dan menyuapkan makanan untukmu.
Tidak dengan aku.
Menangiskah senjamu dulu? Hingga kini kau ulur lagi tanganmu untuk merengkuhnya?
Senja lah pilihanmu Bintang, kukatakan itu karena kini aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk kembali merengkuhmu.
Bintang,
Aku ingin tersenyum saat kutahu kau bermandikan cahaya senja dan menari kecil disetiap sandikalanya. Aku disini tersenyum saat kusadar kau lebih bahagia dengan senja pilihanmu yang kini selalu ada menemanimu. Aku berusaha lapang saat kudapati irama langkahmu beriringan berdua saja dengan senja mu, kokohmu duduk menatap mata sendu senjamu yang merajuk manja.
Maafkan aku yang diam-diam masih mendapatimu, memikirkanmu, dan menginginkanmu.
Sekali kau dapati aku menangis, dan kau hanya tersenyum tak peduli.
Bintang, sesakit itu yang kurasakan.
Secemburu itu yang kudapati dengan senja.
Senja yang kamu pilih, Bintang.
Kini aku sadar seberapa keras aku memperjuangkan kamu, aku kalah dengan jarak dan waktu.
Senja yang kini selalu ada bersamamu, meluluhlantahkan aku.
Menghancurkan kepercayaanku kepadamu.
Memberengus kecemburuanku yang kian menjadi-jadi.
Dan katamu, sudahi saja jika aku merasa cemburu.
Bintang, aku membencimu.
Aku membenci Bintang yang berjalan berdua dengan senja tanpa peduli bagaimana perasaanku saat itu.
Dan aku semakin sakit
Saat kusadar rinduku kau balas dengan rayuanmu dengan senja indahmu.
Bintang, senjamu sungguh indah.
Membuatku malu dan pupus.
Benar katamu, aku terlalu egois.
Bahkan takkan mau kuakui aku tidak sebanding dengan senja pilihanmu saat ini.
Aku tak bernyawa,
aku rapuh,
dan kini lebur berantakan.
Bintang, aku tidak ingin membuatmu terbeban akan rasa cemburuku.
Berbahagialah dengan senja pilihanmu, berjalanlah berdua menikmati tempat-tempat yang pernah menjadi kesukaan kita dulu.
Bintang, berbahagialah.
Berbahagialah dengan senja jika memang itu pilihanmu.
Aku tidak ingin lagi menentang dan meminta.
Aku tahu sekeras apapun kupinta takkan ada peliknya bagimu untuk mengerti dan pahami.
Kau akan tetap memilih bahagiamu dengan senja yang kini menggandeng tanganmu setiap hari.
Aku tidak menyerah.
Aku hanya mulai tahu diri.
Aku tidak berarti apapun bagimu.
Aku kalah dengan pesona senja.
Bintang, kau sudah membunuh dengan belati paling sakit dalam hatiku.
Aku tidak ingin membenci senja, karena nyatanya dialah yang mampu membuat harimu lebih berwarna saat ini.
Aku tahu diri.
Bintang, senjamu indah.
Tidak sepertiku.

-mth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar